Posts

Proposal Bantuan Dana Pelayanan "Hope for Papua"

Dear Friends, Ini proposal permohonan bantuan. Secara singkat isi proposalnya itu adalah pelayanan dari The Teachers of Tomorrow Choir (TOT Choir, Fakultas Pendidikan) dan Kelompok IKMAPA (Ikatan Mahasiswa Papua) di Universitas Klabat yang temanya "Hope for Papua" Program pelayanan mereka dari tanggal 9-26 Juli; program kerjanya adalah Kursus Bahasa Inggris gratis dan KKR juga pelayanan ke jemaat-jemaat denominasi gereja lain, sekaligus promosi Universitas Klabat di Papua. Untuk Konfirmasi acara, Ibu bisa hubungi Sponsor TOT Choir, Ms. Selvie Wahongan (phone: 0811434339, email: selviewahongan@yahoo.com ) Kalau teman-teman berinisiatif untuk forward email ini ke calon-calon donatur yang berpotensi, mohon forward email ini beserta isinya. Terima kasih untuk teman-teman yang mau membantu pelayanan saudara-saudara kita di ToT Choir dan IKMAPA Universitas Klabat. Semoga Tuhan memberkati. Regards, Glenn Bolang

Ngga Ada yang Mo Ditulis

Umh.. apa ya yang pengen gua tulis? Ngga pernah kebayang kalo mo lanjut lagi untuk nulis karena sekarang lagi pelatihan jurnalistik di Gran Central Hotel Manado. Bukannya gua males, tapi sekarang lagi seneng banget ngikutin acara ini. Ngga tau kenapa, gua tiba-tiba ngerasa excited banget untuk ngikutin pelatihan ini, bukan cuma karena gratisnya doang (lumayanlah ongkos ditanggung senat), tapi juga enak banget dapet makalah dari orang-orang jurnalis, those who usually chase news and people everywhere to earn money for living. Tambahan lagi, gua udah dapet temen-temen baru di sini.  Ngerasa tua sih karena gua sendiri yang masih di semester 7 (hihihi... boong semester.. padahal udah semester ratusan), tapi ketemu dengan mereka, ade-ade tingkat, bikin gua semangat untuk ikutin acara ini. Well, biarpun pertamanya gua ngerasa bete dengan orang-orang baru yang akan gua temuin, tapi ternyata gua akhirnya enjoy juga ikutin acara ini sampe hari ini. Apa lagi nanti sore ada topik Jurnalisti...

Tiba-tiba Males Kuliah

Dengan sisa 24 SKS, seharusnya gua udah bisa tamat bulan Desember ini, yang (akhirnya) bikin gua bisa keluar dari dunia kampus juga. Tapi, akhir-akhir ini gua jadi males untuk tamat bulan Desember ini; bukan karena gua masih cinta sama dunia perkuliahan (karena gua udah muak bikin-bikin assignment dosen-dosen tertentu yang nggak banget alasannya untuk ngasih) dan bukan karena gua bego (gini-gini gua pinter ye), tapi karena alasan yang paling krusial yang menurut gua harus jadi perhatian nomor satu gua, yaitu finansial. Tahun-tahun terakhir ini gua banyak kali ngerasa bete dengan alasan keuangan yang harus gua penuhi dalam rangka untuk bisa tembus di ujian final setiap akhir semester, tapi karena gua selalu aja diiming-imingin ama penjelasan yang selalu buat gua percaya dari nyokap, gua jadi harus makan hati sendiri setiap akhir semester. Bukannya gua ngga suka dengan nyokap gua dalam hal ini, tapi gua serba salah; gua seharusnya pengen kerja biar nggak usah pusing dengan urusan dip...

Corat Coret Pusar

Si Ebe iseng coret pusernya Edwin

Ngetes doang

Sehari Sebagai Guru, Seumur Hidup Sebagai Papa

Tulisan ini diadopsi dari internet (yang sudah di quote di bawah). Selamat menikmati Ditulis oleh Cenjing, pada tanggal 8 April 2010 Dalam masyarakat tionghoa, ada ungkapan : Yi Rek We Se, Cung Seng We Fu; artinya sehari sebagai guru, seumur hidup sebagai papa (ayah). Ini merupakan salah satu kebudayaan tiongkok yang ada sejak ribuan tahun yang lalu. Masyarakat tionghoa memiliki suatu budaya sangat menghormati orang tua (papa dan mama), diakui bahwa jasa orang tua (papa-mama) adalah paling besar. Sejak bayi masih di dalam kandungan ibu, ibu yang menghamili si bayi dengan hati yang mulia memperhatikan dan memelihara pertumbuhan sang bayi dalam kandungan; saat melahirkan bayi, betapa penderitaan dari seorang ibu yang menahan sakit. Saat bayi telah lahir, orang tua (papa-mama) lah yang paling memperhatikan si bayi, dirawat, dipelihara, diberikan yang terbaik kepada sang bayi. Saat bayi sudah berusia sekolah, mereka disekolahkan oleh orang tua, mereka diantar dan jemput ke sekolah....

Ada Apa Dengan Orang Gendut?

Waktu gua lulus SMA tahun 20XX, berat badan gua 52Kg. Setelah itu gua pergi ke Thailand buat kuliah. Baru satu semester gua kuliah, berat badan gua naik drastis 10 Kg, menjadi 72Kg. Sejak waktu itu, berat badan gua nggak pernah turun sampe 52 lagi. Boro-boro 52, sedangkan mo bikin ke 60 aja susahnya minta ampun. Orang-orang yang kenal gua sebelum gua pindah ke UNKLAB pasti nggak akan pernah nyangka kalo berat badan gua pernah nongkrong di 50an, sampe gua kasih tau ke  mereka (plus nunjukin foto gua waktu masih di sana). Setelah itu, mereka pasti tanya, "Kok bisa sih Glenn beratnya naik drastis banget?" Nah, setelah lewat pertanyaan ini adalah saat-saat yang paling gua benci; pasti mereka akan bilang ke gua kalo gua ndut lah, kebanyakan makan daging lah, nggak sehat lah, atau apalah itu. Maka merekapun akan memberikan saran-saran yang bejibun, mulai dari kurangi makan, sampe olahraga tiap pagi, bahkan